sejarah KAA lengkap
A. Latar Belakang Konferensi Asia
Afrika
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan
benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya
perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit
dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal
tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai
tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan
China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca
berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya
perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin
oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua
kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan
tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi
dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang
nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk
menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia
dan memelihara perdamaian.
B. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu
dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April
1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi
Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk
menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.
Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember
1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA.
Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi
Panca Negara antara lain.
- Mengadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bulan
April 1955.
- Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Panca
Negara (Konferensi Bogor) sebagai negara-negara sponsor.
- Menetapkan jumlah negara Asia Afrika yang akan
diundang.
- Menentukan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Panca Negara sendiri
dihadiri oleh lima negara pelopor, yaitu:
- Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Ali
Sastroamijoyo.
- India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri Pandit
Jawaharlal Nehru.
- Pakistan, diwakili oleh Perdana Menteri Mohammad Ali
Jinnah.
- Srilanka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawa.
- Burma (sekarang Myanmar), diwakili oleh Perdana Menteri
U Nu.
C. Tujuan Konferensi
Asia Afrika
Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:
- Kepentingan
bersamaa negara-negara Asia Afrika.
- Meningkatkan
kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
- Kedaulatan
negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme.
- Kedudukan
negara-negara Asia Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
D. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25
April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak
di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden
Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6
diantaranya adalah negara-negara Afrika.
Gedung
Merdeka
Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain:
Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang,
Laos, Sudan, Ethiopia, Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana,
Libya, Vietnam Selatan, India, Thailand, Vietnam Utara, Indonesia,
Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.
Susunan pengurus Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut:
- Ketua Komite
: Mr. Ali Sastroamijoyo
- Ketua Komite Ekonomi
: Prof. Ir Rooseno
- Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin
- Sekretaris Jenderal
: Roeslan Abdul Ghani
Berbagai masalah yang dibahas dalam
konferensi tersebut antara lain:
- Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi,
sosial, budaya, dan hak asasi manusia.
- Hak menentukan nasib sendiri.
- Rasialisme (perbedaan warna kulit).
- Kerjasama internasional.
- Masalah pelucutan senjata.
- Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
- Masalah Irian Barat.
E. Hasil Konferensi Asia Afrika
Hasil Konferensi Asia Afrika yang
paling penting adalah telah terjadinya suatu kerjasama di antara negara-negara
Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA telah berhasil pula merumuskan sepuluh
asas yang tercantum dalam Dasasila Bandung. Dalam Dasasila Bandung,
tercermin penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan
perdamaian dunia. Dan berikut adalah isi Dasasila Bandung.
Dasasila Bandung
- Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam
PBB.
- Menghormati kedaulatan wilayah setiap bangsa.
- Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa
baik besar maupun kecil.
- Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam
negara lain.
- Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan
diri secara sendirian atau secara kolektif.
- Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
- Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.
- Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.
- Memajukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan
budaya.
- Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban
internasional.
ANGGOTA
Konfrensi Asia Afrika yang pertama (KAA I) diadakan di kota
Bandung pada tanggal 19 april 1955 dan dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dan
Afrika. Konferensi ini menghasilkan 10 butir hasil kesepakatan bersama yang
bernama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.
Dengan adanya Dasa Sila Bandung mampu menghasilkan resolusi dalam persidangan
PBB ke 15 tahun 1960 yaitu resolusi Deklarasi Pembenaran Kemerdekaan kepada
negara-negara dan bangsa yang terjajah yang lebih dikenal sebagai Deklarasi
Dekolonisasi.
Negara-Negara Peserta yang mengikuti Konferensi Asia Africa KAA 1 di Bandung :
1. Indonesia
2. Afghanistan
3. Kamboja
4. RRC / Cina
5. Mesir
6. Ethiopia
7. India
8. Filipina
9. Birma
10. Pakistan
11. Srilanka
12. Vietnam Utara
13. Vietnam Selatan
14. Saudi Arabia
15. Yaman
16. Syiria
17. Thailand
18. Turki
19. Iran
20. Irak
KEGIATAN KAA
KOMPAS/Didit Putra Erlangga Rahardjo
57 Tahun Konferensi Asia Afrika diperingati di Bandung
BANDUNG, KOMPAS.com--Museum KAA untuk memperingati 57 tahun Konferensi Asia
Afrika (KAA) menggelar rangkaian kegiatan selama sepekan penuh yang dimulai
pada 18 April 2012 hingga 24 April 2012.
Menurut informasi dari bagian humas Museum
KAA di Bandung, Rabu, peringatan bertema "Celebrating Together in
Peace" dimulai dengan pengibaran bendera 106 negara Asia Afrika pada
tiang-tiang yang mengelilingi Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung.
Pada hari pertama digelar pameran
batik Asia Afrika dan kerajinan tangan dari Provinsi Jawa Barat di Eks Bapusda
Gedung Merdeka.
Pameran yang menampilkan sejarah
perkembangan kain batik di Asia Afrika dan berbagai produk variannya itu
digelar setiap hari pada 18-24 April 2012 pukul 09.00-17.00 WIB kecuali pada
Jumat 20 April 2012.
Selain itu, dipamerkan juga berbagai
wayang tradisional berasal dari Jawa Barat seperti wayang bambu asal Bogor,
wayang Golek dari daratan Priangan, wayang Pakpak dari Cirebon, serta wayang
kulit.
Rangkaian kegiatan KAA juga akan
menggelar acara bincang-bincang kaum muda selama tiga hari pada 18-20 April
2012 yang diisi oleh beberapa mahasiswa manca negara sebagai nara sumber di
antaranya Merel Hoogetorn dari Belanda yang membawakan tema pembangunan
milenium emas (MDG) dan mahasiswa asal Uganda Musa Muganda yang akan berbicara
tentang kondisi Uganda hari ini.
Kegiatan 57 tahun KAA juga diisi
dengan pemutaran dan diskusi film yang digelar pada 18-20 April 2012 setiap
pukul 18.30-20.00 WIB di ruang audiovisual Museum KAA. Diskusi pada hari
pertama menampilkan Ariani Darmawan sebagai narasumber, hari kedua Ronny P
Tjandra dan Remy Sylado pada hari ketiga.
Sedangkan pada Senin 23 April 2012
akan diselenggarakan diskusi dengan saksi sejarah KAA 1955 yaitu Joop Ave,
Wiesber Loeis, Jackson Leung, dan Demin Shen. Pada akhir acara dikusi itu akan
diluncurkan buku biografi Ali Sastroamidjojo yang menjabat Perdana Menteri
Indonesia dan Ketua KAA pada 1955 dengan judul "Tonggak-tonggak di
perjalananku."
Selain itu, juga akan diluncurkan
audiobook dari salah satu saksi sejarah penting KAA 1955, Roeslan Abdulgani,
yang berjudul "The Bandung Connection."
Puncak acara rangkaian kegiatan
peringatan 57 tahun KAA akan diselenggarakan pada Selasa 24 April 2012 dengan
menghadirikan mantan Menteri Luar Negeri Yugoslavia yang terakhir sebagai nara
sumber dalam kuliah umum.
Peran Yugoslavia dalam perkembangan
KAA dipandang penting karena konferensi yang diikuti oleh 29 negara Asia-Afrika
pada 1955 itu dilanjutkan dengan Gerakan Non Blok di Beograd, Yugoslavia, pada
1961.
Selain rangkaian kegiatan di dalam
ruang, Museum KAA juga menggelar beberapa aktivitas di ruang publik.
Pada Sabtu 21 April 2012
dilaksanakan tour "Kamari, Bihari, Kiwari" yang menempuh rute Jalan
Padjadjaran-Jalan Cicendo-Jalan Otto Iskandardinata-Jalan Perintis
Kemerdekaan-Jalan Wastukancana-Jalan Braga-Jalan Asia Afrika dan berakhir di
Jalan Cikapundung Timur.
Tour itu akan melewati beberapa
tonggak sejarah di Kota Bandung, di antaranya Monumen Gerakan Non Blok, Makam
CP Wolff Schoemaker, Pabrik Kina, Gedung Pakuan, Monumen Tentara Pelajar,
Gedung Indonesia Menggugat, titik 0 kilometer Kota Bandung, dan Hotel Savoy
Homan.
Selain itu, akan digelar
pertunjukkan wayang semalam suntuk dimulai pada Sabtu malam 21 April 2012 pukul
20.00 WIB hinggga Minggu dini hari 22 April 2012 pukul 03.00 WIB dengan lakon
Srikandi Senopati untuk wayang orang, lakon Kawah Candradimuka untuk wayang
golek, dan lakon gatot kaca untuk wayang kulit.
Sedangkan acara yang melibatkan
publik pada Minggu 22 April 2012 dirangkaikan dengan peringatan Hari Bumi
Internasional. Berpusat di kawasan bebas kendaraan di sepanjang Jalan Juanda,
Bandung, akan dilakukan kegiatan menukar tiga sampah plastik dengan satu buah
apel.
Selain itu akan dilaksanakan parade
budaya dari pukul 08.00-10.00 WIB pada Minggu 22 April 2012 sepanjang Jalan
Merdeka, Jalan Perintis Kemerdekaan dan berakhir di Jalan Braga.
Jalan Braga akan dibebaskan dari
kendaraan bermotor pada Minggu 22 April 2012 pada pukul 06.00-10.00 WIB untuk
acara senam pagi bersama dan panggung kesenian.
Gedung Merdeka
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Gedung Merdeka
pada 1955.
Arsitektur bangunan