Thursday 31 January 2013

Dahsyatnya Kedelai Bagi Kesehatan


Penulis : septian eko susilo | Rabu, 13 Juli 2011 | 15:14 WIB


KOMPAS.com - Kita sering mengatakan bahwa kedelai dapat menjadi pengganti daging bagi mereka yang tergolong vegetarian. Kedelai merupakan gudang nutrisi dan Anda bisa mendapatkan manfaat kesehatan dari sejumlah produk berbasis kedelai seperti susu kedelai, tahu, tauge, kacang, saus dan tepung.
Kedelai adalah jenis kacang-kacangan yang banyak terdapat di Asia Timur. Mereka diklasifikasikan sebagai biji minyak. Kedelai dianggap sebagai protein lengkap karena adanya jumlah asam amino esensial. Manfaat kedelai ditemukan pada negara-negara seperti China dan Jepang, di mana masyarakatnya lebih kecil terkena penyakit jantung, osteoporosis, kanker payudara dan kelenjar prostat.
Berikut sejumlah manfaat kesehatan yang dapat Anda peroleh dari kedelai :

apa itu karate ?


Wednesday 30 January 2013

manfaat madu untuk tubuh manusia



Bab 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di zaman modern ini pastinya kita tau apa itu madu. Kita dapat menemukan pada tanaman apalagi bunga yang disukai oleh kupu-kupu dan lebah. Madu biasanya berasal dari sarang lebah dan hanya diambil oleh pawangnya saja sebab, lebah itu mempunyai sengat yang berbahaya bagi tubuh.Madu adalah cairan kental yang manis dan disukai oleh kupu-kupu dan tentunya manusia. Maduakan tetap diambil karena harganya mahal. Selain itu, ternyata cairan ini mempunyai manfaat yang begitu banyak. Tetapi sayang hanya sedikit orang yang mengetahui. Sehingga banyak yang menyukai hanya rasanya saja. Alangkah sia-sia jika banyak yang menyukai tetapi tidak mengetahui bahwa apa yang mereka sukai bermanfaat.
Selama ini masyarakat menggunakan madu untuk menemani makan kuenya supaya berasa manis. Selain itu ada juga yang memakai madu untuk menghaluskan kulit, ditempat lain madu digunakan untuk obat. Pengetahuan yang terpisah-pisah inilah yang membuat masyarakat tidak mengetahui secara umum manfaat madu.Maka dari itu, kami ingin memberikan kepada pembaca luas bahwa madu memiliki banyak manfaat.

lirick avengenged sevenfold - afterlife


sejarah KAA lengkap



sejarah KAA lengkap

A. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika

Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.
Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir.

Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.

B. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika

Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.

Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain.
  1. Mengadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bulan April 1955.
  2. Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Panca Negara (Konferensi Bogor) sebagai negara-negara sponsor.
  3. Menetapkan jumlah negara Asia Afrika yang akan diundang.
  4. Menentukan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Panca Negara sendiri dihadiri oleh lima negara pelopor, yaitu:
  1. Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamijoyo.
  2. India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri Pandit Jawaharlal Nehru.
  3. Pakistan, diwakili oleh Perdana Menteri Mohammad Ali Jinnah.
  4. Srilanka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawa.
  5. Burma (sekarang Myanmar), diwakili oleh Perdana Menteri U Nu.
C. Tujuan Konferensi Asia Afrika

Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:
  1. Kepentingan bersamaa negara-negara Asia Afrika.
  2. Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
  3. Kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme.
  4. Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
D. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika

Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.

Gedung Merdeka

Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain:

Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang, Laos, Sudan, Ethiopia, Libanon,  Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya, Vietnam Selatan, India, Thailand, Vietnam Utara, Indonesia, Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.

Susunan pengurus Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut:
  1. Ketua Komite                        :  Mr. Ali Sastroamijoyo
  2. Ketua Komite Ekonomi          : Prof. Ir Rooseno
  3. Ketua Komite Kebudayaan    : Mr. Moh. Yamin
  4. Sekretaris Jenderal                 : Roeslan Abdul Ghani
Berbagai masalah yang dibahas dalam konferensi tersebut antara lain:
  1. Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak asasi manusia.
  2. Hak menentukan nasib sendiri.
  3. Rasialisme (perbedaan warna kulit).
  4. Kerjasama internasional.
  5. Masalah pelucutan senjata.
  6. Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
  7. Masalah Irian Barat.
E. Hasil Konferensi Asia Afrika

Hasil Konferensi Asia Afrika yang paling penting adalah telah terjadinya suatu kerjasama di antara negara-negara Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA telah berhasil pula merumuskan sepuluh asas yang tercantum dalam Dasasila Bandung.  Dalam Dasasila Bandung, tercermin penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia. Dan berikut adalah isi Dasasila Bandung.

Dasasila Bandung
  1. Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.
  2. Menghormati kedaulatan wilayah setiap bangsa.
  3. Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil.
  4. Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.
  5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau secara kolektif.
  6. Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
  7. Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.
  8. Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.
  9. Memajukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
  10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.

ANGGOTA
Konfrensi Asia Afrika yang pertama (KAA I) diadakan di kota Bandung pada tanggal 19 april 1955 dan dihadiri oleh 29 negara kawasan Asia dan Afrika. Konferensi ini menghasilkan 10 butir hasil kesepakatan bersama yang bernama Dasasila Bandung atau Bandung Declaration.
Dengan adanya Dasa Sila Bandung mampu menghasilkan resolusi dalam persidangan PBB ke 15 tahun 1960 yaitu resolusi Deklarasi Pembenaran Kemerdekaan kepada negara-negara dan bangsa yang terjajah yang lebih dikenal sebagai Deklarasi Dekolonisasi.
Negara-Negara Peserta yang mengikuti Konferensi Asia Africa KAA 1 di Bandung :
1. Indonesia
2. Afghanistan
3. Kamboja
4. RRC / Cina
5. Mesir
6. Ethiopia
7. India
8. Filipina
9. Birma
10. Pakistan
11. Srilanka
12. Vietnam Utara
13. Vietnam Selatan
14. Saudi Arabia
15. Yaman
16. Syiria
17. Thailand
18. Turki
19. Iran
20. Irak





KEGIATAN KAA

KOMPAS/Didit Putra Erlangga Rahardjo 57 Tahun Konferensi Asia Afrika diperingati di Bandung
BANDUNG, KOMPAS.com--Museum KAA untuk memperingati 57 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) menggelar rangkaian kegiatan selama sepekan penuh yang dimulai pada 18 April 2012 hingga 24 April 2012.
Menurut informasi dari bagian humas Museum KAA di Bandung, Rabu, peringatan bertema "Celebrating Together in Peace" dimulai dengan pengibaran bendera 106 negara Asia Afrika pada tiang-tiang yang mengelilingi Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika, Bandung.
Pada hari pertama digelar pameran batik Asia Afrika dan kerajinan tangan dari Provinsi Jawa Barat di Eks Bapusda Gedung Merdeka.
Pameran yang menampilkan sejarah perkembangan kain batik di Asia Afrika dan berbagai produk variannya itu digelar setiap hari pada 18-24 April 2012 pukul 09.00-17.00 WIB kecuali pada Jumat 20 April 2012.
Selain itu, dipamerkan juga berbagai wayang tradisional berasal dari Jawa Barat seperti wayang bambu asal Bogor, wayang Golek dari daratan Priangan, wayang Pakpak dari Cirebon, serta wayang kulit.
Rangkaian kegiatan KAA juga akan menggelar acara bincang-bincang kaum muda selama tiga hari pada 18-20 April 2012 yang diisi oleh beberapa mahasiswa manca negara sebagai nara sumber di antaranya Merel Hoogetorn dari Belanda yang membawakan tema pembangunan milenium emas (MDG) dan mahasiswa asal Uganda Musa Muganda yang akan berbicara tentang kondisi Uganda hari ini.
Kegiatan 57 tahun KAA juga diisi dengan pemutaran dan diskusi film yang digelar pada 18-20 April 2012 setiap pukul 18.30-20.00 WIB di ruang audiovisual Museum KAA. Diskusi pada hari pertama menampilkan Ariani Darmawan sebagai narasumber, hari kedua Ronny P Tjandra dan Remy Sylado pada hari ketiga.
Sedangkan pada Senin 23 April 2012 akan diselenggarakan diskusi dengan saksi sejarah KAA 1955 yaitu Joop Ave, Wiesber Loeis, Jackson Leung, dan Demin Shen. Pada akhir acara dikusi itu akan diluncurkan buku biografi Ali Sastroamidjojo yang menjabat Perdana Menteri Indonesia dan Ketua KAA pada 1955 dengan judul "Tonggak-tonggak di perjalananku."
Selain itu, juga akan diluncurkan audiobook dari salah satu saksi sejarah penting KAA 1955, Roeslan Abdulgani, yang berjudul "The Bandung Connection."
Puncak acara rangkaian kegiatan peringatan 57 tahun KAA akan diselenggarakan pada Selasa 24 April 2012 dengan menghadirikan mantan Menteri Luar Negeri Yugoslavia yang terakhir sebagai nara sumber dalam kuliah umum.
Peran Yugoslavia dalam perkembangan KAA dipandang penting karena konferensi yang diikuti oleh 29 negara Asia-Afrika pada 1955 itu dilanjutkan dengan Gerakan Non Blok di Beograd, Yugoslavia, pada 1961.
Selain rangkaian kegiatan di dalam ruang, Museum KAA juga menggelar beberapa aktivitas di ruang publik.
Pada Sabtu 21 April 2012 dilaksanakan tour "Kamari, Bihari, Kiwari" yang menempuh rute Jalan Padjadjaran-Jalan Cicendo-Jalan Otto Iskandardinata-Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Wastukancana-Jalan Braga-Jalan Asia Afrika dan berakhir di Jalan Cikapundung Timur.
Tour itu akan melewati beberapa tonggak sejarah di Kota Bandung, di antaranya Monumen Gerakan Non Blok, Makam CP Wolff Schoemaker, Pabrik Kina, Gedung Pakuan, Monumen Tentara Pelajar, Gedung Indonesia Menggugat, titik 0 kilometer Kota Bandung, dan Hotel Savoy Homan.
Selain itu, akan digelar pertunjukkan wayang semalam suntuk dimulai pada Sabtu malam 21 April 2012 pukul 20.00 WIB hinggga Minggu dini hari 22 April 2012 pukul 03.00 WIB dengan lakon Srikandi Senopati untuk wayang orang, lakon Kawah Candradimuka untuk wayang golek, dan lakon gatot kaca untuk wayang kulit.
Sedangkan acara yang melibatkan publik pada Minggu 22 April 2012 dirangkaikan dengan peringatan Hari Bumi Internasional. Berpusat di kawasan bebas kendaraan di sepanjang Jalan Juanda, Bandung, akan dilakukan kegiatan menukar tiga sampah plastik dengan satu buah apel.
Selain itu akan dilaksanakan parade budaya dari pukul 08.00-10.00 WIB pada Minggu 22 April 2012 sepanjang Jalan Merdeka, Jalan Perintis Kemerdekaan dan berakhir di Jalan Braga.
Jalan Braga akan dibebaskan dari kendaraan bermotor pada Minggu 22 April 2012 pada pukul 06.00-10.00 WIB untuk acara senam pagi bersama dan panggung kesenian. 
Gedung Merdeka
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Gedung Merdeka pada 1955.
Gedung Merdeka di jalan Asia-Afrika, Bandung, Indonesia, adalah bersejarah gedung yang pernah digunakan sebagai tempat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika tahun 1955. Kini gedung ini digunakan sebagai museum yang memamerkan berbagai benda koleksi dan foto Konferensi Asia-Afrika yang merupakan cikal bakal Gerakan Non-Blok pertama yang pernah digelar disini tahun 1955.[1]
Arsitektur bangunan
Bangunan ini dirancang pada tahun 1926 oleh Van Galen Last dan C.P. Wolff Schoemaker. Keduanya adalah Guru Besar pada Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH Bandoeng - yang kemudian menjadi Institut Teknologi Bandung - ITB), dua arsitek Belanda yang terkenal pada masa itu, Gedung ini kental sekali dengan nuansa art deco dan gedung megah ini terlihat dari lantainya yang terbuat dari marmer buatan Italia yang mengkilap, ruangan-ruangan tempat minum-minum dan bersantai terbuat dari kayu cikenhout, sedangkan untuk penerangannya dipakai lampu-lampu bias kristal yang tergantung gemerlapan. Gedung ini menempati areal seluas 7.500 m2

hubungan indonesia dengan benua afrika



Hubungan Indonesia dengan Benua Afrika Kaya dengan Nuansa Ikatan Emosional Yang Kuat
Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D                                                                                                  
Guru Besar Politik Internasional FISIP HI UPH

Hubungan Indonesia dengan benua Afrika penuh dengan nostalgia sejarah yang romantis ketika negara-negara di Asia dan Afrika baru saja membebaskan diri dari penjajahan kolonialisme barat. Kenangan yang paling indah adalah KAA di Bandung pada 24 April 1955 dimana Indonesia memainkan peranan kunci sebagai salah satu penggagas dan sekaligus penyelenggara pertemuan akbar dan bersejarah tersebut.

Lima puluh dua tahun kemudian dunia sudah sangat berubah tetapi nilai-nilai yang mendasari KAA tetap relevan untuk saat ini, karena itu semua negara peserta KAA sepakat untuk tetap menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai landasan untuk membina hubungan yang lebih substantive antara kedua benua demi peningkatan martabat rakyat Asia dan Afrika.

Emansipasi secara politik dan ekonomi bagi mayoritas rakyat di sebagian besar negara-negara Asia dan Afrika masih merupakan agenda bersama mengingat struktur ekonomi politik global belum berubah secara fundamental dan bahkan mungkin ketimpangan struktural yang ada semakin lebar. Ini berarti bahwa antara Indonesia dan negara-negara Afrika terdapat kesamaan kepentingan, baik dalam bidang ekonomi maupun politik yang bisa dijadikan sebagai sumber motivasi untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama.

Meskipun secara historis hubungan Indonesia dengan benua Afrika kaya dengan nuansa ikatan emosional yang kuat, dalam kenyataannya saat ini hubungan itu agak tergeser oleh prioritas hubungan luar negeri Indonesia dengan kawasan lainnya. Secara ekonomi perhatian utama Indonesia masih ditujukan kepada mitra dagang utamanya yang ada di kawasan Asia Pasifik, karena sebagian besar perdagangan kita dilakukan dengan Jepang, AS, China, Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong. Selain itu Indonesia juga memberikan prioritas yang tinggi untuk meningkatkan pangsa pasarnya di Uni Eropa.

Kawasan Asia Tenggara dengan ASEAN yang sudah memasuki usia 40 tahun juga tetap merupakan prioritas utama polugri RI. Hal ini bisa dimengerti karena banyak masalah ekonomi, sosial, politik dan keamanan yang hanya dapat diselesaikan secara komprehensif pada tataran kerjasama regional.

Namun demikian tampak ada kegairahan yang besar dari Pimpinan Kemlu RI untuk mengoptimalkan hubungan dengan benua Afrika melalui berbagai inisiatif, baik pada tataran bilateral maupun multilateral. Sejak perayaan 50 tahun KAA April 2005, Indonesia melakukan berbagai inisiatif yang pada intinya ingin mengoptimalkan manfaat ekonomi maupun politik dari hubungan tersebut. KTT Asia-Afrika di Jakarta April 2005 yang diketuai bersama oleh Indonesia dan Afrika Selatan menghasilkan New Asian-African Strategic Partnership (NASP).

Selain memiliki tingkat pembangunan sosial ekonomi yang kurang lebih sama, hambatan secara ideologis dalam hubungan Indonesia dengan negara-negara Afrika bisa dikatakan tidak ada, sehingga peluang untuk peningkatan hubungan secara lebih produktif terbuka lebar.

Lima puluh tiga negara di benua Afrika merupakan konstituen yang besar di Majelis Umum PBB dan selama ini memberikan dukungan yang positif bagi Indonesia, khususnya ketika Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Mengingat PBB merupakan wadah yang sangat penting untuk menyelesaikan berbagai persoalan internasional pada masa yang akan datang, maka hubungan baik dengan negara-negara di Afrika perlu dibina dan mendapatkan perhatian serius.

Meskipun secara politik dan historis Indonesia memiliki kedekatan dengan Afrika, namun secara ekonomi Indonesia masih ketinggalan dengan negara-negara tetangga seperti China, Malaysia dan Thailand yang secara agresif memanfaatkan peluang yang muncul setelah Afrika bangkit dalam tahun-tahun terakhir ini.

Dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini setiap negara berusaha untuk melakukan diversifikasi hubungan ekonomi dan perdagangan, dan Afrika menawarkan berbagai peluang sebagai pemasok sumber daya alam seperti energi minyak dan gas abad 21 serta sebagai pasar yang terus tumbuh daya belinya.

Pandangan yang negatif tentang Afrika sudah saatnya diubah dan digantikan dengan cara pandang yang lebih positif dengan melihat potensi Afrika yang belum banyak digarap. Peningkatan pertumbuhan ekonomi telah terjadi di negara-negara Afrika, berbagai laporan dari lembaga keuangan dan media internasional menunjukkan bahwa prospek ekonomi benua Afrika pada abad 21 ini semakin cerah. Pada tahun 2012 ini pertumbuhan ekonomi Sub-Sahara Afrika diperkirakan mencapai 5,8% meskipun pertumbuhan ekonomi di AS dan Uni Eropa mengalami penurunan.

Pada level individual negara-negara juga ada kemajuan signifikan, terutama di negara-negara penghasil minyak seperti Angola dan Nigeria. Afrika Selatan merupakan ekonomi terbesar dan menjadi wakil benua Afrika di G20. Para pemimpin Afrika juga semakin percaya diri bahwa dengan tingkat pertumbuhan ekonomi regional dan nasional yang tinggi, Afrika dapat mempersempit jurang perbedaan dengan benua-benua lainnya.

Di tengah kehausan dunia akan energi dan bahan mentah untuk kebutuhan industri, Afrika menawarkan diri sebagai pemasok dengan deposit yang cukup untuk mengamankan kebutuhan jangka panjang, sehingga dengan demikian Afrika menjadi arena persaingan baru negara-negara besar yang ingin mengamankan industrinya. Afrika memiliki 8% cadangan minyak dunia, dan dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah yang sangat rentan terhadap instabilitas akibat pertikaian Arab-Israel dan nukir Iran saat ini, Afrika relatif lebih aman dan bebas dari goncangan politik yang dapat mengganggu pasokan minyak ke negara-negara industri, karenanya AS mengimpor minyak lebih banyak dari Afrika daripada Teluk Persia.

Selain itu Afrika juga memiliki berbagai kandungan mineral lainnya, misalnya Afrika Selatan yang memiliki 88% cadangan platinum dunia. Tidaklah mengherankan kalau The Economist menjuluki Afrika sebagai benua masa depan. Dengan asumsi bahwa berbagai konflik lokal yang terjadi pada akhirnya dapat diselesaikan secara damai, dan berhasil melakukan reformasi di bidang politik dan ekonomi, maka dalam jangka waktu tidak terlalu lama Afrika bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang baru dan akan dilirik oleh banyak investor dunia, baik dari negara maju maupun negara berkembang.

Ada empat faktor utama yang menciptakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Afrika. Pertama, keanggotaan Indonesia di G20 yang dapat mewakili kepentingan negara-negara berkembang di Afrika agar tidak termarginalisasi akibat pertarungan kekuatan-kekuatan besar termasuk China dan India. Indonesia dan Afrika Selatan sebagai satu-satunya wakil dari benua Afrika dapat memperjuangkan kepentingan Afrika.

Kedua, banyak kalangan melihat Indonesia sebagai model keberhasilan konsolidasi demokrasi yang menciptakan stabilitas politik sehingga meraih pengakuan sebagai salah satu emerging economy dengan prospek jangka panjang yang menjanjikan. Negara-negara Afrika yang ingin meningkatkan pertumbuhan ekonominya tentunya sangat berminat untuk menjalin hubungan perdagangan dengan Indonesia yang memiliki potensi daya beli kelas menengah yang terus bertumbuh.

Ketiga, meskipun masih menghadapi pergolakan separatis di Papua, keberhasilan Indonesia menyelesaikan konflik secara damai di Aceh tanpa disintegrasi bisa menjadi model bagi Afrika yang masih rentan terhadap konflik etnis dan separatis. Kenyataan bahwa penyelesaian konflik secara damai di Aceh merupakan buah dari konsolidasi demokrasi dan best practice yang menarik bagi dunia, khususnya Afrika.

Keempat, dalam mengantisipasi KTT Bumi Rio+20 di Brazil pada Juni 2012 dengan tema green economy dan reformasi kerangka kelembagaan pembangunan berkelanjutan (institutional framework for sustainable development) terdapat kesamaan kepentingan antara Indonesia dan kebanyakan negara-negara Afrika mengingat perekonomian kedua pihak yang resource-based.[]
 

pengunjung

terimakasih telah mengunjungi blog ini semoga bermanfaat. Powered by Blogger.

Translate

Followers

ketik disini apa yang anda cari ?

SEPTIAN EKO SUSILO © 2008 Template by:
SkinCorner